Apakah Blogger ini Menarik?

Tuesday, May 31, 2011

Pendidikan Dan Masyarakat , Pendidikan Dan Stratifikasi Sosial

PENDAHULUAN

Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh didasarkan stabil. Sehubungan dengan ini maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Istilah stratifikasi diambil dari bahasa Inggris yaitu stratification, berasal dari kata strata, atau stratum yang berarti lapisan. Oleh sebab itu social stratification sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat atau pelapisan sosial. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakat dikatakan berada dalam suatu lapisan stratum. Pitirim A. Sorokin memberikan definisi suatu masyarakat sebagai berikut : suatu masyarakat ialah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hiearchis).

Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya dan dengan disengaja. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dan yang disengaja pelapisan yang disusun dengan ditunjukkan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasannya yang diberikan kepada seseorang.

Beberapa pemikiran tentang pelapisan sosial tentang pelapisan sosial ini muncul karena adanya ketidaksamaan status-status diantara individu-individu serta adanya ukuran tentang apa yang sangat dihargai dan dijadikan ukuran oleh masyarakat. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau masyarakat lebih menghargai kekayaan material daripada kehormatan misalnya, mereka yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya, gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal dan selanjutnya ada yang membagi pelapisan sosial ini menjadi beberapa lapisan yakni :
1. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).
2. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class).
3. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengah bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class). Orang-orang yang berada pada kelas bawah (lower) biasanya lebih banyak (mayoritas) daripada di kelas menengah (middle) apalagi pada kelas atas (upper). Semakin keatas semakin sedikit jumlah orang yang berada pada posisi kelas atas (upper class).
 

PEMBAHASAN 

I. PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT

A. Pendididkan dan Lingkungan Sosial
 
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahankelakuan anak didik . Pendidikan bertalian dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan , keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lain nya kepada generasi muda.Kelakuan manusia pada hakikat nya hampir seluruhnya bersifat sosial. Yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir semua yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain dirumah , sekolah, tempat bermain, pekerjaan dan sebagainya.
Dalam arti ini pendidikan dimulai dengan interaksi pertam aindividu itu dengan anggota masyarakat lainnya,misalnya pada saat pertama kali bayi dibiasakan minum menurut waktu tertentu.Dalam masyarakat primitif tidak ada pendidikan formal yang tersendiri .Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah kekuatan yang diharapkan pada saatnya tanpa ada nya guru tertentu yang bertanggung jawab atas kelakuannya.
Juga dalam masyarakat yang maju kebanyakan kebiyasaan dan pola kelakuan yang pokok dalam kebudayaan dipelajari melalui proses pendidikan atau sosialisasi informal.bahasa, kebiasaan makan, dan kepribadian fundamental sebagian besar diperoleh melalui pendidikan tak formal.

B. faktor-faktor dalam perkembangan manusia 
 
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai-bagai faktor yakni faktor biologis lingkungan alamiah , dan lingkungan sosial budaya. Mengutamakan salah satu aspek memberikan gambaran yang kurang tepat.kepribadian tak dapat dilepaskan dari aspek biologis.
Lingkungan alamiah seperti iklim dan faktor-faktor geografis lainnya memberikan tempat dan bahan yang perlu bagi kehidupan seperti oksigen,bahan untuk produksi bahan makan, hujan, matahari, dan sebagainya.
Lingkungan alam merangsang bentuk kelakuan tertentu ,seperti laut untuk menangkap ikan,berlayar berdagang, padang rumput untuk ternak dan lain sebaginya.
Faktor ketiga dalam perkembangan manusia ialah lingkungan sosial budaya, semua manusia hidup dalam suatu kelompok dan saling berhubungan melalui lambang-lanbang, khusus nya Babasa.manusia mempelajari kelakuan dari ornag lain di limgkungan sosialnya. Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yakni :
a. Unsur sosial yakni interaksi diaantara manusia
b. Dan Unsur budaya yakni bentuk kelkauan yang sama yang terdapat diklangan kelompok manusia.
Dalam proses sosialiisasi manusia mengembangkan lambang-lambang sebgai alat komunikasi, bahasa yang memudahkan transmisi pengalaman kepada generasi muda. Seluruh pendidikan berlangsung melalui interaksi sosial.  

C. Pendidikan dan Kebudayaan 
 
Setiap bangsa , setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan . Dengan pendidikan dimaksud disini pendidikan formal, makin banyak dan makin tinggi pendidikan makin baik. Bahkan diinginkan agar setiap warga negara melanjutkan pendidikannya sepanjang hidup.
Fungsi sekolah pada umum nya adalah pendidikan intelektual , yakni “mengisi otak” anak oleh dengan berbgai pengetahuan. Walaupun banyak kritik terhadap pendidikan dan guru , walau sisitem pendidikan banyak mengandung kelemahan , namun pada umum nya orang percaya akan manfaat pendidikan.bukan hanya jumlah anak bertamabah meliputi anak-anak dari semua golongan, termasuk mereka dari golongan rendah tingkat sekolah yang diinginkan anak pun senantiasa meningkat dan oleh sebab itu arus anak yang ingin memasuki .

D. Fungsi Sekolah 

1. Sekolah menyiapkan anak untuk suatu pekerjaan
2. Sekolah memberikan keterampilan dasar
3. Sekolah membuka kesempatan untuk memperbaiki nasib
4. Sekolah menyiapkan tenaga pembangunan
5. Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
6. Sekolah mentransmisi kebudayaan
7. Sekolah membentuk manusia yyang sosial
8. Sekolah merupakan alat mentrasformasi kebudayaan
9. Sekolah juga dapat dipandang sebagai tempat penitipan anak , khusus nya anak-anak pra-sekolah.

E. Kontrol Soaial dan Pendidikan

Dengan kontrol sosial dalam arti yang luas dimaksud setiap usaha atau tindakan dari seseorang atau suatu pihak untuk mengatur orang lain. dalam arti yang sempit dengan kontrol sosial dimaksud pengendalian eksternal atas kelakuan individu oleh orang lain yang memegang otoritas atau kekuasaan. 

F. Sekolah Sebagai Alat Kontrol dan Integrasi Sosial

Sekolah memegang peranan penting dalam sosialisasi anak-anak.ada empat cara yang dapat digunakan sekolah yakni:
a. Transmisi kebudayaan ,termasuk norma-norma , nilai-nilai dan informasi melalui pengajaran secara langsung.
b. Mengadakan kumpulan-kumpulan sosial seperti perkumpulan sekolah,pramuka,kelompok olagraga .dan lain-lain.
c. Memperkenalkan anak-anak dengan tokoh yang dapat dijadikan anak sebagai model yang dapat ditiru kelakuannya.
d. Menggunakan tindakan yang positif dan negatif untuk mengharuskan murid mengikuti kelakuan yang layak dalam bimbingan sosial.

G. Kontrol Eksternal dan Pendidikan
 
Sumber kontrol. Kontrol langsung disekolah bersumberr langsung pada sekolah dan guru.merekal;ah yang menentukan kelakuan yang bagaimana yang diharapkan murid-murid.Dalam hal guru menghadapi situasi yang tidak jelas dituangkan dalam bentuk peraturan, ia harus merunding dengan kepala sekolah.
Tujuan kontrol bermacam-macam. Pada satu pihak diinginkan perubahan, pembangunan perluasan mobilitas sosial , dilain pihak ada usaha untuk mempertahankan status quo dan melestarikan norma-norma budayayang ada.
Alat kontrol yang digunakan antara lain berupa syarat pemilihan dan pengangkatan guru , serta peraturan-peraturan kepegawai.kontrol eksternal itu biasanya diterima dan disetujui oleh guru-guru dan diinternalisasikan dalam sikap mereka lalu menjadi norma yang dijadikan pegangan dalam kelakuan dan tindakan mereka sebagai pengajar.

H. Perubahan Sosial dan Pendidikan
 
Kecepatan perubahan sosial dalam berbagai masyarakat berbeda –beda . perubahan dalam masyarakat terpencil berjalan lambat , akan tetapi bila dengan terbuka nya komunikasi dan trasportasi daerah itu berkenalan dengan dunia modern, maka masyarakat ini akan berkembang dengan lebih cepat.Ada aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat yang telah disanpaikan turun-temurun dalam bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula adat kebiasaan yang mengalami perubahan, terutama dalam masyarakat modern.  

I. Pendidikan Sebagai Daya Pengubah
 
Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan , meneruskan atau mentransmisi kebudayaan ,diantara nya nilai-nilai nenek moyang , kepada generasi muda.dalam hal ini sekolahan merupakan “Agent of change” lembaga pengubah.sekolah mempunyai fungsi trasformatif.Akan tetapi dalam norma-norma sosial , seperti sturktur keluarga, agama, filsafat bangsa , sekolah cenderung mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

J. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat

Ada para pendidik yang meneruh kepercayaan yang bersar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak diharapkan memsuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah. Tak dapat diharapkan bahwa guru-gurulah akan mengambil inisiatif untuk mengadakan reformasi, oleh sebab guru itu sendiri diangkat oleh pihak yang berkuasa dan telah menerima norma-norma yang dipersyaratkannya oleh atasannya.
Tentu saja sekolahan dapat digunakan oleh yang berkuasa untuk mengadakan perubahan-perubahan radikal yang diinginkan oleh pihak yang berkuasa itu, seperti dilakukan oleh Hitler di Jerman partai komunis di Uni Sovyet , Jepang didaerah jajahan may dulu dan sebagainya.
Perubahan-perubahan itu antara lain tercermin dalam perubahan dan pembaharuan kurikulum ddan sistem pendidikan peralihan dari zaman kolonial ke zaman kemerdekaan memerlukan berbagi perubahan kurikulum sampai sesuai dengan filsafat bangsa kita.


II. PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL


A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL


Stratifikasi social adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup.

Soerjono Soekanto (1981:133), menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi social merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu.

Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 ) menyatakan bahwa stratifikasi social merupakan system peringkat status dalam masyarakat. Peringkat memberitahukan kepada kita adanya demensi vertical dalam status social yang ada dalam masyarakat.

Kriteria apa saja yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan demensi secara vertical ini. Paul B Horton ( 1982 : 4) mengatakan bahwa Dua ribu tahun yang lalu Aristoteles mengemukakan bahwa penduduk dapat dibagi ke dalam tiga golongan: golongan sangat kaya, golongan sangat miskin dan golongan yang berada diantara mereka. Menurut Karl Marx, kelas social utama terdiri atas golongan proletariat, golongan kapitalis (borjuis) dan golongan menengah (borjuis rendah)….

Pendapat di atas merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi social sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga keberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan social tersebut. Apa yang dikemukakan Aristoteles. Karl Marx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi social dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan juga profesi pekerjaan merupakan criteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas.Perkembangan masyarakat selanjutnya menuju masyarakat yang semakin modern dan kompleks, stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin banyak.

Mengapa terjadi stratisikasi social ?
Menurut Soerjono Sokanto ( 1981 : 133) Selama dalam suatu masyatrakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasan,
ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama, pendidikan atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat.
 
Terjadinya stratifikasi social dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata. Mereka yang memperoleh banyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah. Barang sesuatu yang dihargai tersebut menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1989: 7- 12)adalah Kekayaan dan Penghasilan, Pekerjaan, Pendidikan, Kekayaan, Kekuasaan,Kehormatan, Ilmu Pengetahuan.
 
B. CARA MENENTUKAN GOLONGAN SOSIAL

Konsep tentang golongan sosial tergantung pada cara seseorang menentukan golongan sosial itu. Adanya golongan sosial timbul karena perbedaan status dikalangan golongan masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti tiga metode yakni:
1. Metode obyektif, yaitu stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan
2. Metode subyektif, dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dari hirarki kedudukan dalam masyarakat itu.
3. Metode reputasi, metode ini dikembangkan oleh W. Lioyd Warner cs. Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Kesulitan penggolongan obyektif dan subyektif ialah bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan orang dalam kehidupan sehari-hari yang nyata tentang golongan sosial masing-masing. Selain itu metode yang digunakan untuk berbagai kriteria sosial ekonomi dibedakan dalam beberapa hal.
Seperti jabatan, jumlah dan sumber pendapatan, tingkat pendidikan, agama, jenis dan luas rumah, lokasi rumah, asal keturunan, partisipasi dalam kegiatan organisasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan status sosial seseorang. Tidak ada satu metode yang secara umum berlaku untuk menentukan golongan sosial dalam berbagai masyarakat di dunia ini. Mungkin juga tidak ada kriteria sama yang berlaku bagi masyarakat. Rumah bagus, pendapatan banyak bagi orang desa belum tentu dianggap rumah bagus atau pendapatan banyak bagi orang kota. Selain itu dalam menganalisis masyarakat Warner menemukan enam golongan yakni golongan upper-upper, lower-upper, upper-middle, lower-middle, upperlower, lower-lower. Jadi dapat dibedakan golongan atas, menengah, dan bawah sehingga terdapat enam golongan. Besar tiap kelompok tidak sama, biasanya .
Golongan paling atas kecil jumlah anggotanya, misalnya terdiri atas keturunan feodal kaya raya, yang sangat dihormati, sedangkan golongan rendah pada umumnya besar jumlahnya dan lazim disebut orang kebanyakan. Di sekitar kehidupan masyarakat banyak sekali penyebutan golongan sosial diantaranya golongan masyarakat atas, menengah, dan bawah. Biasanya yang tergolong masyarakat tingkat atas adalah orang-orang golongan ningrat, sedangkan dari golongan menengah ditempati oleh orang-orang kebanyakan yaitu tingkat sedang-sedang saja, dan untuk golongan bawah ditempati oleh orang-orang yang dari segi ekonominya sangat kekurangan. Selain dari penyebutan status sosial atau golongan masyarakat, ada juga yang menyebutnya dengan kelas sosial yaitu kedudukan seseorang dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.

C. GOLON
GAN SOSIAL SEBAGAI LINGKUNGAN SOSIAL

Golongan sosial menentukan lingkungan seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.Sistem golongan sosial menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, kultural dan sosial yang mencegah pergaulan denga goongan - golongan lain.golongan sosial membatasi dan menentukan lingkungan belajar anak.
Orang yang termasuk golongan sosial yang sama cenderung bertempat tinggal di daerah tertentu. Misalkan orang golongan atas akan tinggal di daerah elite karena anggota golongan rendah tidak mampu tinggal di sana.Orang akan mencari pergaulan dikalangan yang dianggap sama golongan sosialnya.Namun demikian ada kemungkinan terjadi perpindahan sosial.

D. TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGAKAT GOLONGAN SOSIAL


Dalam berbagai studi, disebutkan tingkat pendidikan tertinggi yang didapatkan seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya.Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial yang seseorang dengan tingkat pendidikanyang telah ditempuhnya,meski demikian pendidikan yang tinggi tidak dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi. Korelasi antara pendidikan dan golongan sosial antara lainterjadi karena anak dari golongan rendah kebanyakan tidak melanjutkan pelajarannya sampai perguruan tinggi.Sementara orang yang termasuk golongan atas beraspirasi agar anaknya menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi.
Orang yang berkedudukan tinggi, bergelar akademis, yang mempunyai penapatan besar tinggal dirumah elite dan merasa termasuk golongan atas akan mengusahakan anknya masuk universitas dan memperoleh gelar akademis.Sebaliknya anak yang orangtuanya buta huruf mencari nafkahnya dengan mengumpulkan puntung rokok , tinggal digubuk kecil, tak dapat diharapkan akan mengusahakan anaknya menikmati perguruan tinggi.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seorang anak, Yaitu:
1.Pendapaan orangtua.
2.Kurangnya perhatian akan pendidikan dikalangan orangtua.
3.Kurangnya minat si anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
 
E. GOLONGAN SOSIAL DAN JENIS PENDIDIKAN

Golongan sosial tidak hanya berpengaruh terhadap tingginya jenjang pendidikan anak tetapi juga berpengaruh terhadap jenis pendidikan yang dipilih. Tidak semua orangtua mampu membiayai studi anaknya diperguruan tinggi.Pada umumnya anak-anak yang orangtuanya mampu, akan memilih sekolah menengah umum sebagai persiapan untuk belajar di perguruan tinggi.Sementara orangtua yang mengetahui batas kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya, dengan pertimbangan setelah lulus dari kejuruan bisa langsung bekerja sesuai dengan keahliannya.
Dapat diduga sekolah kejuruan akan lebih banyak mempunyai murid dari glongan rendah daripada yang berasal dari golongan atas. Karena itu sekolah menengah dipandang lebih tinggi statusnya daripada sekolah kejuruan.Demikian pula dengan mata pelajaran atau bidang studi yang berkaitan dengan perguruan tinggi dipandang mempunyai status yang lebih tinggi , misal matematika, fisika dipandang lebih tinggi daripada Tata buku.Sikap demikian bukan hanya terdapat dikalangan siswa tetapi juga dikalangan orangtua dan guru yang dengan sengaja atau tidak sengaja menyampaikan sikap itu kepada anak-anaknya.

F. BAKAT DAN GOLONGAN SOSIAL

Berdasarkan penelitian tentang angka-angka murid menunjukkan bahwa angka-angka yang tinggi lebih banyak ditemukan pada murid dari golongan sosial yang tinggi.Kegagalan dalam pelajaran lebih banyak terdapat dikalangan murid dari golongan rendah. Walaupun dalam tes intelegensi ternyata kelebihan IQ anak-anak golongan atas, namun tak semua kegagalan dan angka - angka rendah yang kebanyakan dari anak golongan rendah dapat dijelaskan dengan IQ.
Ini menandakan bahwa Iq mengandung unsur pengaruh lingkungan.Atas pengaruh lingkungan IQ dapat berubah. Lingkungan yang baik dapat meningkatkan IQ.
Pada umumnya ada perbedaan bakat atau pembawaan diantara ank-anak dari berbagai golongan sosial.
Disamping itu terdapat pula perbedaan pula perbedaan minat mereka terhadap kurikulum yang berlaku dan motivasi untuk mencapai angka yang tertinggi. Guru-guru dapat memperhatikan bahwa banyak anak dari golongan rendah mempunyai perhatian yang kurang terhadap pelajaran akademis meskipun mempunyai IQ yang tinggi.Anak-anak dari golongan rendah biasanya turut mencari nafkah kjeluarga sehingga mengurangi minat belajar. Selain itu ada kemungkinan perbedan partisipasi anak-anak dari berbagai golongan sosial dalam berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang memerlukan waktu dan biaya, seperti kegiatan olahraga, kemping, musik, seni lukis, kepranukaan dan sebagainya, kecuali bila diharuskan bagi semua siswa.

G. SOSIOMETRI

Dalam KBBI, Sosiometri adalah : teknik penelitian yang umumnya bertujuan untuk meneliti hubungan sosial psikologis antara individu di dalam suatu kelompok. Biasanya metode ini dilakukan sbb. Kepada anak-anak diminta menulis nama satu orang dengan siapa dia duduk sebangku, dapat juga kita minta nama dua orang menurut prioritas anak itu bahkan ditambah dengan nama ank yang tidak disukai. Selain teman sebangku, juga bisa diganti dengan teman menonton, teman belajar, teman bermain dll. dari nama-nama yang ditulis dapat diolah menjadi sosiogram yang menunjukkan gambar diagram hubungan sosial dalam kelas.Anak yang paling dipilih diberi julukan " bintang ", anak yang tidak dipilih oleh siapapun disebut " isolate ". Selain itu bakal muncul dua orang yang saling memilih disebut " pair / pasangan ", kemudian tiga orang yang saling memilih disebut " triangle / segitiga " dan ditemukan juga satu kelompok yang erat hubungan anggotanya disebut " klik / clique ".
 
H. MOBILITAS SOSIAL

Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup banyak. Perpindahan orang dari golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau lebih rendah disebut mobilitas sosial vertical. Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya.
Ada faktor penghambant mobilitas seperti agama,kesukuan, jenis kelamin dan sebgainya. Kenaikan golongn sosial dapat diselidiki dengan (a) meneliti riwayat pekerjaan seseorang, (b) membandingkan kedudukan sosial indidu dengan kedudukan orang tuanya,. Jadi tidak ada negara yang sepenuhnya “terbuka” atau “tertutup bagi mobilitas sosial, kerena dalam masyarakat terbuka orang lebih mudah naik kegolongan sosial yang lebih tinggi.
Boleh dikatakan bahwa, status sosial seseorang bergantung pada usaha dan kemauannya untuk meningkatkan golongan sosialnya. Sedangkan dalam masyarakat tertutup kenaikan sosial mengalami banyak kesulitan, diantaranya ada yang tidak dapat diatasi oleh individu itu sendiri, karena ditentukan oleh keturunan. Walaupun dlam madyarakat terbuka setiap orang mencapai tingkat sosial yang paling tinggi yaitu, terdapat banyak mobilitas, yang naik lebih banyak dari pada yang turun, namun kenaikan itu terbatas dinegara maju.faktor lain yang memperluas mobilitas sosial adalah perluasan dan peningkatan pendidikan untuk memenuhi tenaga kerja bagi pembangunan yang kian meningkat, khususnya pendidikan tinggi.
 Pada umumnya kenaikan status sosial dianggap bai, karena membuktikan keberhasilan usaha seseorang. Namun, ada mensyinyalir aspek negatif, yakni bagi individu timbulnya rasa ketegangan, keangkuhan dengan memamerkan kekayaan, keguncangan kehidupan, keluarga dengan bertambahnya perceraian atau eretakan keluarga.
Selain itu, moblitas sosial dapat memeperlemah solidaritas kelompok karena, mereka yang beralih golongan sosial akan menerima norma-norma baru dari golongan yang dimasukinya dengan meninggalkan norma-norma golongan sodial semula.

I. PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL

Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk lebih baik didalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan diperoleh, makin besar untuk mencapai tujuan itu. Dengan demkian, terbuka kesempatan untuk meningkat kegolongan sosial yang lebih tinggi. Oleh karena itu dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas sosial. Ddengan memperluas dan merata pendidikan, diharapkan dicairkannya batas-batas golongan-golongan sosial. Dengan demikian, perbedaan golongan sosial akan dikuranngi jika tidak dapt dihapus seluruhnya.
Mengenai mobilitas sosial terdapat dua pengertian. Yang pertama ialah, bahwa suatu sector dalam masyarakat secara keseluruhan berubah kedudukannya terhadap sector lain. Pengertian kedua,
tentang mobilitas sosial ialah kemungkinan bagi individu untuk pindah dari lapisan satu untuk pindah kelapisan yang satu lagi. Pendidikan membuka kemungkinan adanya mobiitas sosial. Pendidikan secara merata memberikan persmaan dasar pendidikan dan mengurangi perbedaan antara golongan tinggi dan rendah. Walaupun terdapat mobilitas sosial secara sektoral, banyak pula golongan randah yang tetap dianggap rendah. Namun, kedudukan golongan randah tidak statis, aan tetapi dapat terus bergerak maju bila diberi pendidikan yang lebih banyak.

J. MOBILITAS SOSIAL MELALUI PENDIDIKAN 


Banyak contoh-contoh yang dapat kita liat disekitar kita, tentang orng yang meningkat dalam status sosialnya berkat pendidikan yang diperolehnya. Salah satu contohnya yaitu pada jaman dahulu orang yang menyelesaikan pelajarannya pada HIS yaitu SD pada jaman belanda, mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapatkan kedudukan sosial yang terhormat. Apa lagi kalau ia lulus MULO, AMS, atau Perguruan Tinggi, maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapatkan kedudukan yang baik. Dengan demikian, masuk golongan sosial menengah atas. Kini pendidikan SD bahkan SMA hamper tidak ada pengaruhnya dlam mobilitas sosial.
Karena, kini pendidikan tinggi dianggap suatu syarat bagi mobilitas sosal.di samping ijazah perguruan tinggi, ada lagi faktor-faktor lain membawa seseorang kepada kedudukan tinggi dalam pemerintahan atau dunia usaha. Dapat kita pahami bahwa, anak-anak golongan rendah lebih suka mendapat kedudukan sebagai pimpinan perusahaan disbanding anak pemimpin perusahaan itu sendiri. Hubungan pribadi, rekomendasi dari orang yang berkuasa disamping ijazah dan prestasi turut berperan, untuk mendapatkan posisi yang tinggi. Mobilitas sosial bagi individu agak kompleks karena adanya macam faktor yang membantu sesorang meningkat dalam jenjang sosial. Misalnya, sekolah sebagai jalan bagi mobilitas sosial.

K. TINGKAT SEKOLAH DAN MOBILITAS SOSIAL

Diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan. Makin besarnya kemungkina mobilitas bagi anak-anak golngan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak selallu benar, bila pendidikan itu hanya terbatas pada pendidikan tingkat menengah. Jadi, walaupun kewajiban beljar ditingkatkan sampai SMA , masih menjadi pertanyaan, apakah mobilitas sosial akan meningkat. Mungkin sekali tidak akan terjadi perluasan mobilitas sosial. Akan tetapi, pendidikan tinggi masih dapat mamberikan mobilitas itu. Walaupun dengan bertambahnya lulusan perguruan tinggi, makin berkurang ijazasah untuk meningkat dalam status sosial.

L. PENDIDIKAN MENURUT PERBEDAAN SOSIAL 

Pada umumnya dinegara demokrasi, orang sukar menerima, adanya golongan-golongan sosial dalam masyarakat. Menurut Undang-Undang semua warga negara sama, dalam kenyataannya tak dapat disangkal adanya perbedaan sosial itu, yang tampak dari sikap rakyat biasa terhadap pembesar, orang miskin terhadap orang kaya, pembantu terhadap majikan, dan lain-lain. Perbedaan itu nyata dalam symbol-simbol status seperti; mobil mewah, rumah mentereng, perabot luks, dll. Suka atau tidak suka perbedaan sosial terdapat disepanjang masa, walaupun sering perbedaan tidak selalu mencolok.
Pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam hidupnya mencapai tingkat setinggi-tingginya. Akan tetapi sekolah sendiri tidak mampu meniadakan, batas-batas tingkat sosial itu.
Pendidikan selalu merupakan bagian dari sistem sosial. Namun, segera timbul keberatan terhadap pendirian yang demikian. Karena dianggap bertentangan dengan prinsip demokrasi dengan mengadakan driskriminasi dalam pendidikan. Cara demikian akan memperkuat penggolongn sosial dan menghambat mobilitas sosial yang diharapkan dari pendidikan. Harapan ini tidak mudah diwujudkan karena banyak daya-daya lain duluar sekolah yang menibulkan, stratifikasi sosial yang jauh lebih kuat daripada pendidikan formal. Pada saat ini sekolah-sekolah meneruskan cita-cita untuk menebarluaskan ideal dan norma-norma kesamaan dan mobilitas secara verbal. Disamping adanya daya-daya stratifikasi yang berlangsung terus dalam masyarakat. Ini berarti bahwa usaha untuk mengajarkan kesamaan dan mobilitas akan menghadapi kesulitan dalam dunia nyata.
 
KESIMPULAN

Dalam arti ini pendidikan dimulai dengan interaksi pertam aindividu itu dengan anggota masyarakat lainnya,misalnya pada saat pertama kali bayi dibiasakan minum menurut waktu tertentu.Dalam masyarakat primitif tidak ada pendidikan formal yang tersendiri .Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah kekuatan yang diharapkan pada saatnya tanpa ada nya guru tertentu yang bertanggung jawab atas kelakuannya.
Ada faktor penghambant mobilitas seperti agama,kesukuan, jenis kelamin dan sebgainya. Kenaikan golongn sosial dapat diselidiki dengan (a) meneliti riwayat pekerjaan seseorang, (b) membandingkan kedudukan sosial indidu dengan kedudukan orang tuanya,. Jadi tidak ada negara yang sepenuhnya “terbuka” atau “tertutup bagi mobilitas sosial, kerena dalam masyarakat terbuka orang lebih mudah naik kegolongan sosial yang lebih tinggi.





Falsafah Pancasila

BAB I
PENDAHULUAN


Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan pedoman dalam mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan negara. Berdasarkan hal itu, Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum positif yang berlaku di Indonesia. Kristalisasi nilai-nilai Pancasila digali dari kehidupan masyarakat Indonesia yang menampung semua aliran dan paham hidup dalam masyarakat tersebut. Implementasi nilai Pancasila yang baik akan dapat mengarah kepada cita-cita Nasional. Karena itu, Pancasila menjadi sebuah sarana untuk dapat mengembangkan bangsa sebagai suatu falsafah hidup dan kepribadiaan bangsa yang mengandung nilai, norma yang diyakini paling benar, tepat, adil, baik dan bijaksana bagi masyarakat yang dijadikan pandangan hidup untuk kemajuan bangsa Indonsia. Selain itu, Pancasila juga merupakan dasar filsafat negara.
  Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai sistem filsafat Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai sistem filsafat Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Filsafat
Secara istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya“philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata“philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan).
Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.
Pengetahuan bijaksana memberikan kebenaran, orang, yang mencintai pengetahuan bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah oreang yang mencintai kebenaran. Tentang mencintai kebenaran adalah karakteristik dari setiap filosof dari dahulu sampai sekarang. Di dalam mencari kebijaksanaan itu, filosof mempergunakan cara dengan berpikir sedalam-dalamnya (merenung). Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah. Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul pula filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Keseluruhan arti filsafat yang meiputi berbagai masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut.
Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahuu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.
Kedua: Filsafat sebagai suatu proses , yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

B. Rumusan Kesatuan Sila- sila Pancasila sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Dan setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri , fungsi sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

1. Susunan Kesatuan Sila- sila Pancasila yang Bersifat Organis.
Isi Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Sila- sila pancasila itu merupakan suatu kessatuan dan keutuhan yang setiap sila merupakan unsur ( bagian mutlak ) dari pancasila. Maka pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal.
Kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filosofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila pancasila yaitu hakikat manusia ‘ monopluralis’ yang memiliki unsur-unsur., ‘ susunan kodrat ‘ jasmani-rohani.
 
2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkies dan Berbentuk Piramidal
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan berbentuk pyramidal. Pengertian matematis pyramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila pancasila dalam urutan-urutan luas ( kwantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya ( kwalitas).
Kesatuan sila-sila Pancasila yang memiliki susunan hierarkhis pyramidal ini maka sila Ketuhanan yang Maha Esa (sila pertama) menjadi basis dari sila ke dua- sila ke tiga. Secara ontologism hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan landasan sila-sila Pancasila, yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil ( notonagoro, 1975: 49).

Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal

a. Sila pertama : Ketuhanan yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruk rakyat Indonesia.
c. Sila ketiga : persatuaan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan yang Maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta meliputi dan menjiwai dila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e. Sila kelima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dakam permusyawaratan/ perwakilah serta dkeadilan sosial bagi seuruh rakyat Indonesia.

3. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang ‘majeuk Tunggal’, hierarkhis Piramidal juga memiliki sifat saling mengsi dan saling mengkualifikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya atau dengan lain perkataan dalam setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.

C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

Kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk pyramidal, digunakan untuk mengambarkan hubungan hierarkhi sila-sila pancasila dalam urut-urutan luas (kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis. Secara filosofi Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar ontologism, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialism liberalisme, pragmatism, komunisme, idealism dan lai paham filsafat didunia.

1. Dasar Antropologis Sila- sila Pancasila
Pancasila yan terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologism. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropoogis. Subjek pendukung pokok sila-sila pancasila adalah manusia. Dari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri. Mausia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal mutlak , yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa jasmani dan rokhani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk indivisu dan makhluk sosial.
Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sia Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu negara sebagai pendukung hubungan dan Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok hubungan. Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah sebagai sebab adapun negara adalah ebagai akhirat.
Berdasarkan uraian tersebut maka hakikat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk pyramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pada hakikat sila pertama bahwa pendukung pokok negara adalah manusia, karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama lembaga-kemanusian dan manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa.
b. Pada Hakikat sila kedua dapat dijelaskan bahwa, Negara adalah dari, oleh dan untuk manusia oleh karena itu terdapat hubungan sebab-akibat yang langsung antara negara dengan manusia. Rakyat adalah sebagai unsure pokok negara dan rakyat adalah merupakan totalitas induvidu-idividu yang bersatu yang bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama ( keadilan sosial ).
c. Pada Hakikat sila ketiga dapat dijelaskan bahwa hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan dan kemanusiaan, bahwa manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa yang pertama harus direalisasikan adalah mewujudkan suatu kesatuan dalam suatu persekutuan hidup yang diseut negara.
d. Pada hakikat sila keempat adalah sebagai berikut: hakikat rakyat adalah penjumlahan manusia-manusia, semua orang, semua warga dalam satu wilayah negara tertentu. Maka secara ontologism adanya rakyat adalah ditentukan sebagai akibat adanya manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa yang menyatukan siri dalam suatu wilayah negara tertentu
e. Pada hakikat sila kelima bahwa sila kelima sidasari dan dijiwai oleh keempat sila lainnya yaitu : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan. Hal ini mengandung hakikat makna kebangsaan dari manusia-manusia yang berketuhanan yang maha esa. Secara ontologism hakikat keadila sosial juga ditentukan oleh adanya hakikat keadilan sebagaimana terkandung dalam sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Dasar Epistemologi Sila-sila Pancasila

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau suatu dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, mausia, masyarakat, angsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
Sebagai suatu Ideologi maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari pendukungnya yaitu : 1). Logos yaitu rasionalitas dan penalarannya, 2). Pathos yaitu penghayatannya dan , 3). Ethos yaitu kesusilaannya. Sebagai suatu sistem filsafat atau ideology maka Pancasila harus memiliki unsure rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan.
Dasar epistemology Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu ideology bersubmer pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat Pancasila ( Soeryanto, 1991:50). Oleh karna itu dasar epistemologis Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentag hakikat manusia. Kalau manusia merupakan basis ontologis dari Pancasila.
Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila. Sumber pengetahuan pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat istiadat serta kebudayaaan dan nilai religious maka diantara bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila pancasila degan pancasila sendiri sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifat korespondensi. Sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan berbentuk pyramidal.
Susunan isi arti pancasila meliputi tiga hal , yaitu pertama, isi arti pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila-sila pancasila. Kedua, isis arti pancasila yang umum kolektif yaitu isi arti pancasila sebagai pedoman kolektif yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Ketiga, isi arti pancasila yang bersifat khusus dan kongkrit yaitu isi arti pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat yang khusus , kongkrit serta dinamis ( Notonagoro, 1975 : 36.40).

3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat, juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai , hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak pandangan tentang nilai terutama dalam mengolong-golongkan nilai dan penggolongan tersebut amat beraneka ragam tergantung pada sudut pandangnya masing-masing.
Max Sscheler mengemukakan bahwa nilai yang ada tidak sama luhurnya dan tidak sama tingginya. Nilai-nilai itu dalam kenyataannya ada lebih tinggi dan ada yang lebih rendah bilamana dibandingan satu dengan yang lainnya. Menurut tinggi rendahnya nilai dapat digolongkan menjadi empat tingkatan sebagai berikut:
a. Nilai-nilai kenikmatan
b. Nilai-nilai kehidupan
c. Nilai-nilai kejayaan
d. Nilai-nilai kerokhanian

Pandangan dan tingkatan nilai tersebut menurut Notonagoro dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Nilai material
b. Nilai vital
c. Nilai-nilai kerokhanian
~ Nilai kebenaran
~ Nilai keindahan atau estetis
~ Nilai kebaikan atau Nilai moral
~ Nilai religious
Berdasarkan uraian mengenai nilai-nilai sebagaimana tersebut diatas maka dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung ilai itu bukan hanya sesuatu yang bersifat material saja, akan tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial. Bahkan sesuatu yang nonmaterial itu mengandung nilai yang bersifat mutlak bagi manusia.
Menurut Notonogoro bahwa nilai-nilai pancasila termasuk nilai-nilai kerokhanian, tetapi nilai-nilai kerokhanian yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila yang tergolong nilai kerokhanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau nilai estetis, nilai kebaikan atau nilai moral.

Nilai-nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem
Isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat Pancasila yang umum universal yang merupakan substansi sila-sila Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan egara yaitu sebagai dasar negara yang bersifat umum kolektif serta realisasi pengalaman Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima merupakan cita-cita harapan dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkannya dalam kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu mempunyai tingkatan dalam hal kuantitas maupun kualitasnya, namun nilai-nilai itu merupakan suatukesatuan saling berhubungan serta saling melengkapi.
Pancasila merupakan suatu sistem nilai dapat dilacak dari sila-sila Pancasila yang merupakan suatu sistem. Sila-sila itu merupakan suatu kesatuan organic. Antara sila satu dan lainnya dalam Pancasila itu saling mengkualifikasi saling berkaitan dan berhubungan secara erat. Adanya sila yang satu mengkualifikasi adanya sila lainnya. Dalam pengertian yang demikian ini pada hakikatnya Pancasila itu merupakan suatu sistem nilai, dalam artian bahwa bagian-bagian atau sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga suatu struktur yang menyeluruh.
Suatu hal yang perlu diperhatikan yaitu meskipun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila berbeda-beda pula namun keseluruhan nilai tersebut merupakan suatu kesatuan dan tidak saling bertentangan.  

D. Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia

1. Dasar Filosofis
 Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta dan sebagai filsafat hidup bangsa. Sila-sila dalam pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh. Hierarkhis dan sistematis. Konsekuensimya kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh.
 Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagai berikut. Pancasla sebagai filsafat bangsa dan negara indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikkiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negra adalah suatu dan persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society). Adapun negra yng didirikan manusia berdsakan pada kodrat bahwa u manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan makhluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negra sebagai suatu organsasi hidup manusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara tertentu. Negara harus bersifat demokratis, hak dan kekuasaan rakyat harus dijamin. Baik secara individu atau bersama-sama (hakikat sila keempat). Dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan perlidungan bagi seluruh warganya. Yang timbul dalam kehidupan bersama (hakikat sila kelima).
Nilai-nilai pancasila bersifat obyektif, dijelaskann sebagai berikut :
1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri, yang menunjukan sifat-sifat yang umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa indonesia.

Inti-inti sila-sila Pancasila
1.Sila Ketuhan Yang Maha Esa
Nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainya terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk. Oleh sebab itu, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, politik negara, hukum dan undang-undang negara, kebebasan dan HAM.
 
2.Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa, serta menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehhidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan. Juga terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Selain itu juga mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan pada potensi hati nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma.

3.Sila persatuan Indonesia
Pada sila ini tidak dapat dipsahkan dengan keempat lainnya karena seluruh sila merupakan kesatuan yang sisitemaatis. Dalam sila ini pula terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

4.Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/ perwakilan
Nilai pada sila di dasasri oleh tiga sila sebelumnya. Niali filosofis yang terkandung didalamnya ialah bahwa hkikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Rakyat adalah subyek pendukung pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat.

5.Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Dalam sila kelima ini terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup hidup bersama. Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud hidup bersama meliputi ; (1)Keadilan distributif,yaitu suatu hubugan keadilan antara negara terhadap warganya. Negara wajib memenuhi keadian dalam bentuk keadilan membagi, kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama. (2)keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suau keadilan yang pihak wargalah yang wajib memenuhinya, dalam bentu menaati undang-undang yang berlaku dalam negara. (3)keadilan komutatif, yaitu suatu hbungan keadilan yang timbal balik.
 
BAB III
KESIMPULAN


Setiap bagsa senantiasa memiliki suatu cita-cita serta pandangan hidup yang merupakan suatu basis nilai dalam setiap pemecahan masalah. Bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara bukanlah hal yang kebetulan melainkan melalui suatu perkembangan kausalitas. Konsekuensimnya selama bangsa Indonesia memiliki kehendak bersama untuk membangun bangsa di atas dasar filosofis pancasila. Maka seluruh perangkat Negara harus bersama-sama menjalankan tugasnya, sehingga tercapailah semua cita-cita bangsa dan Negara.
 
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kaelan, M. S. Pedidikan Pancasila (Edisi ketujuh). PARADIGMA. Yogyakarta:
2003

Prof. Dr. H. Kaelan, M. S. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. PARADIGMA. Yogyakarta : 2007




Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

1. MANAJEMEN KURIKULUM

a. Pengertian Kurikulum

Dalam manajemen kurikulum kegiatan dititberatkan kepada kelancaran pembinaan situasi belajar mengajar. Paham terakhir menyebutkan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman penidikan yang diberikan oleh sekolah kepada anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Kurikulum tediri atas mata pelajaran tertentu yang bertujuan menyampaikan kebudayaan lampau sejumlah pengetahuan yang harus diajarkan kepada anak-anak, karena seringnya pengetahuan diambil dari buku-buku pelajaran tertentu yang dipandang baik maka kurikulum ditentukan oleh buku pelajaran.
Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran, kepala sekolah sebagai pengelolaprogram pengajaran bersama dengan guru-guru harus mejabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional kedalam program taahunan, suture wulan dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran, wajib dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar. Berikut diperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
1) Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin rendah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan unttuk mencapai tujuan.
2) Program itu harus sederhana dan fleksibel.
3) Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
4) Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.
5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program disekolah.

b. Organisasasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaiakn kepda murid-murid. Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macam tetapi yang kami anggap perlu untuk dikemukakan ada tiga macam yaitu:

1). Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala macam bahan pelajaran dalam berbagai macam pelajaran (subject) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelljaran yag satu dengan yang lain, juga antara satu kelas dengan kelas yang lain.
Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpesah-pisah ini lebih bersifat subject centered, yaitu berpusat pada bahan pelajaran, dari pada child centered, yang berpusat pada minat dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum bentuk ini disusun berdasarkan pandangan ilmu jiwa asosiasi, yaitu mengharapkan terjadinga kepribadian yang bulat berdasarkan potongan-potongan pengetahuan.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan pada separate subject kurikulum ini.
Kelebihan kurikulum ini antara lain :
a). Bahan pelajaran dapat disampaikan secara logis, sistematis dan berkesinambungan
b). Organisasinya sangat sederhan, mudah direncanakan, mudah dilaksanakan, dan mudah pula diadakan perubahan.
c). Kurikulum ini mudah dievaluasi, untuk selanjutnya diadakan perbaikan seperlunya.
d). Memudahkan guru untuk menyampaikan materi, karena guru hanya dibebani menyampaikan materi-materi tertentu yang sesuai dengan kompetensinya saja.
Adapun kelemahan kurikulum ini antara lain:
a). Kurikulum ini memberikan pelajaran secara terpisah-pisah yang tidak ada hubungannya dengan materi lain sehingga penguasaan peserta didik atas materi merupakan sesuatu yang lepas antara satu dengan lainnya.
b). Kurikulum ini kurang mengakomodasi minat dan bakat peserta didik.
c). Kurikulum ini cenderung statis karena sudah direncanakan terlebih dahulu.
d). Kurikulum ini hanya mengembangkan ranah kognitif, dan kurang memperhatikan ranah afektifnya.

2). Correlated Curriculum
Pada dasarnya kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada hubungan, sangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain, masih dipertahankan.
Kurikulum ini berusaha menghubungkan antara dua mata pelajaran atau lebih, sehingga diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang utuh dan tidak sepotong-potong seperti pada separate subject curriculum, misalnya menghubungkan antara matematika, fisika, kimia dan biologi yang semuanya tergolong dalam IPA; menghubungkan antara sejarah, ekonomi, dan ilmu social yang memang termasuk dalam IPS.
Kurikulum ini juga mempunyai kelemahan, di samping banyak kelebihan yang dimiliki.
Kelebihan kurikulum ini antara lain:
a). Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran, sehingga dapat menopang kebulatan pengalaman dan pengetahuan peserta didik.
b). Adanya kemampuan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan secara fungsional, karena mereka dapat memanfaatkan korelasi antar mata pelajaran untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
Adapun kekurangan kurikulum ini adalah:
a). Kurikulum ini, sebagaimana separate sumject curriculum, juga belum menyentuh aspek emosi.
b). Penggabungan beberapa mata pelajaran yang lebih luas tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam.

3). Integratted Curriculum

Integratted Curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
Keseluruhan mata pelajaran dilebur menjadi satu dan disajikan dalam bentuk unit. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran, diharapkan dapat terbentuk kebulatan pengetahuan peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnnya. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.
Kelebihan kurikilum ini antara lain:
a). Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan dan minat anak.
b). Kurikulum ini memungkin danya hubungan saling menguntungkan antara sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat menjadi laboratorium bagi peserta didik.
Kelemahan kurikulum ini antara lain:
a). Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis
b). Pelaksanaannya membutuhkan prasarana yang harus lengkap
c). Sulit diadakan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaannya

c. Struktur Program Kurikulum
Untuk sekolah-sekolah umum program pendidika meliputi 3 macam yaitu: Program pendiidkan umum, program akademis yang memberikan dasar-dasar untuk melanjutkan studi, dan program pendidikan keterampilan. Selanjutnya setiap program memperoleh alokasi (penjatahan) waktu tertentu yakni berapa jumlah jam pelajaran per minggu untuk setiap bidang studi bagi kelas-kelas tersebut.
Sehubungan dengan struktur program ini ada bebrapa hal yang perlu dipahami yaitu: GBPP (Garis-Garis Besar Progam Pengajaran), jam pelajaran, semester, program pendidikan umum, program pendidikan akaemik, program pendidikan keterampilan, dan program pedidikan kejuruan.

d. Kegiatan-Kegiatan Manajemen Kurikulum
Kegiatan manajemen dititikberatkan pada usaha-usaha pebinaan situasi belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegitan manajemen kurikulum yang terpenting di sini dapat disebutkan dua hal yakni:
Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru, yang meliputi: pembagian tugas mengajar, pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakurikuler, dan koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar-mengajar yang meliputi: penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur wulan, semesteran, tahunan), pengisian daftar kemajuan murid, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, laporan hasil evaluasi, kegiatan bimbingan penyuluhan.

2. MANAJEMEN MURID ( Kesiswaan )
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan lancer, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.

a. Penerimaan Murid Baru
Manajemen murid menunjuk pada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatn murid semenjak proses penerimaan sampai saat murid meninggalkan sekolah karena sudah tamat menikuti pendidikan pada sekolah itu. Penerimaan murid baru merupaka salah satu kegiatan pertama yang biasanya dengan mengadakan seleksi calon murid.
Menurut Drs. Ismed Syarief Cs. (1976: 25-30) langkah-langkah penerimaan murid baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
1). Membentuk panitia penerimaan murid
2). Menentukan syarat pendafraan calon
3). Menyediakan formulir pendafaraan
4). Pengumuman pendaftaraan calaon
5). Menyediakan buku pendaftaraan
6). Waktu pendaftaraan
7). Penentuan calon yang diterima

b. Pencatatan Murid dalam Buku Induk
Murid yang baru perlu dicatat segera alam buku besar yang biasa disbut buku induk atau buku pokok. Catatan dalam buku induk harus lengkap meliputi data an identitas murid dalam hal ini sebagaia data dapat diambil dari formulir pendaftaran. Buku induk merupakan kumpulan daftar nama murid sepanjang msa dari sekolah itu.
Di samping identitas murid, dalam buku induk juga berisi prestasi belajar anak (daftar nilai rapor) dari tahun ke tahun selama ia belajar di sekolah tersebut. Catatn dalam buku induk harus bersih dan jelas dan ini merupakan taanggung jawab kepala sekolah yang penggarapnnya bisa diserahkan kepada pegawai sekolah.

c. Buku Klaper

Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-penting. Pengisinnya dapat diambil dari buku induk itu, dan daftar nilai juga tercatat. Kegunaan buku kapler adalah untuk memmudahkan mencari data murid, apalagi belum diketahi nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan dalam buku kapler karena nama murid disusun menurut abjad.

d. Tata Tertib Murid
Tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandunn sanksi terhadap pelanggarnya. Tata tertib murid adalah bagian dari tata tertib sekolah, di samping itu masih ada tata tertib guru dan tata tertib tenaga administratif. Pada dasarnya tata tertib untuk muri adalah sebagai berikut:
1. Tugas dan kewajiban dalam kegiatan intra sekolah
2. Larangan-larangan yang harus diperhatikan
3. Sanksi bagi murid

e. Daftar Presensi
Daftar presensi atau daftar hadir dimaksudkan untuk mengetahui frekuensi kehadiran murid di sekolah sekaligus untuk mengontrol kerajinan belajar mereka. Daftar hadir ini dapat dibuat sebagai daftar hadir bulanan atau daftar hadir mingguan. Tugas guru atau petugas yang ditunjuk adalah memeriksa dan memberi tanda tentag hadir atau tidaknya seorang murid satu kalli dalam satu hari.

3. MANAJEMEN PERSONEL SEKOLAH (Kepegawaian)

Pada prisipnya yang dimaksud personel di sini ialah orang-orang yng melaksanaka sesuatu tugas untuk mencapai tujuan. Personel di sekolah meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsure karyawan yang disebut tenga administratif. Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah adalah: kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, dan pesuruh/penjaga sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan (kepegawaian) mencakup :
- Perencanaan pegawai
- Pengadaan pegawai
- Pembinaan dan pengembangan pegawai
- Promosi dan mutasi
- Pemberhentian pegawai
- Kompensasi, dan
- Penilaian pegawai
Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.
Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan disekolah. Khususnya pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokan ke dalam tiga jeni :
- Pemberhentian atas permohonan sendiri;
- Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah; dan
- Pemberhentian sebab-sebab lainnya.

Pemberhentian atas permohonan pegawai sendiri, misalnya, karena pindah lapangan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki nasib. Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah bisa dilakukan dengan beberapa alas an berikut :
~ Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik;
~ Perampingan atau penyeserhanaan organisasi;
~ Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak pensiun harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun;
~ Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
~ Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau urungan;
~ Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.

 Sementara pemberhentian karena alas an lain penyebabnya adalah pegawai yang bersangkutan meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti diluar tanggungan negara dan tidak melaporkan diri kepada yang berwewenang, serta telah mencapai batas usia pensiun.

a. Daftar Personel
Daftar personel memuat identitas atau keterangan lengkap tentang diri pegawai atau karyawan yang bersngkutan baik ia itu guru maupun tentag administratif. Keterangan-keterangan ini antar lan meliputi nama lengkap dan identitas pribadi yang lain (agama, tempat tinggal, tahun kelahiran dan sebagainya), pangkat, jabatan, pendidikan terakhir, pendidikan tambahan dan keadaan keluarga.
Di samping itu setiap personel harus disediakan satu map khusus untuk menyimpan arsip-arsip/surat keterangan yang sah, yang mungkn berwujud salinan/fotokopi yang berhubungan erat dengan masalah kepegawaian seperti: surat keputusan pengangkatan pegawai, surat keputusan kanaikan pangkat, surat keputusan kenaikan gaji berkala, salinan/fotokopi ijazah/STTB, fotokopi kartu pegawai (PARPEG), surat keterangan tidak terlibat G. 30 S/PKI, surat nikah, catatan penting yang menyangkut diri pegawai atau guru, misalnya: tanda penghargaan sebagai guru teladan, piagam dan lain-lain.

b. Daftar Hadir Guru/Karyawan  
Kehadiran guru/karyawan hendaknya selalu dapat terkontrol oleh kepala sekolah, daftar hadir ini bagi guru SD mungkin bersifat harian, artinya setiap hari guru menandatangi daftar tersebut, tetapi untuk guru sekolah lanjutan (sekolah menengah) daftar hadir dapat dibuat berdasarkan jam-jam mengajar. Dengan memeriksa daftar hadir tersebut di atas maka dapat dihitung persentase kehadiran atau absensi guru yang bersangkutan.
c. Daftar Konduite
Yang dimaksud daftar konduite adalah daftar yang berisi penilaian terhadap pegawai yang dibuat oleh pimpinan atau atasannya. Dalam hal ini kepala sekolah membuat daftar konduite itu berdasarkan penilaian terhadap guru yang menjadi bawahannya.
Beberapa hal yang penting untuk dinilai menurut Drs. Isned Syarief dkk. (1976:44) adalah: kemampuan kerja (perencanaan program mengajar, kecakapan mengajar, melaksankan manajemen), kerajinan, kepatuhan disiplin kerja, rasa tanggung jawab terhadap tugas Negara, hubungan kerja sama, kelakuan di dalm dan di luar dinas, prakarsa (inisiatif), kepemimpinan, dan pekerjaan pada umumnya.

d. Beberapa Hal tentang Usul Kepegawaian
Pada prinsipnya suatu usul kepegwaian merupakan penghargaan terhadap pegawai yang bersngkutan yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu (Drs. Ismed Syarief Cs 1976:45). Beberapa usul kepegawaian ini yang pokok ialah: usul kenaikan gaji berkala (KGB), usul kenaikan pangkat, usul pengangkatan dalam suatu jabatan tertentu, usul atau permohonan cuti, usul pemberian pensiun, dan usul pemberhentian pegawai.

4. MANAJEMEN TATALAKSANA SEKOLAH (Ketatausahaan)

a. Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda

Semua surat-menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan realisasi program sekolah dapat kita sebut surat dinas. Hal-hal yang perlu dicatat dalam agenda surat masuk adalah: nomor urut surat, tanggal diterima, tanggal dan nomor surat yang diteriama, pihak pengirim/instansi, pokok isi surat, dan keterangan. Sedangkan dalam agenda surat keluar yang perlu dicatat ialah: nomor urut surat keluar, tanggal surat keluar (pengiriman), alamat surat/kepada siapa, pokok isi surat, dan keterangan.

b. Buku Ekspedisi
Guna buku ekspedisi ialah untuk pembuktian bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamatnya atau orang (petugas) yang diserahi tanggung jawab. Yang perlu dicatat dalam buku ekspedisi adalah: nomor surat, alat yang dituju, tanggal penerimaan, tanda tangan dan nama terang penerima.

c. Buku Catatan Rapat Sekolah (Notulen)
Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah maka rapat itu disebut: rapat kenaiakan kelas, rapat kelulusan EBTA (ujian), rapat penerimaan murid baru, dan rapat pembagian tugas mengajar dan sebagainya. Menurut sifatnya rapat itu mungkin bersifat rutin dan mungkin bersifat incidental. Pencatatan proses dan keputusan rapat menggunakan buku notulen (buku catatn rapat).

d. Buku Pengumuman
Buku pengumuman dimaksudkan untuk media ppenyampaian informasi (pemberitahuan) yang ditujukan kepada para guru. Adapun isi pengumuman bermacam-macam yang pada pokoknya selalu menyankut masalah pebinan sekolah.

e. Pemeliharaan Gedung/Bangunan Sekolah
Pada dasarnya tugas pemeliharaan gedung sekolah dan lain-lain yang termasuk prasarana pendidikan adalah tanggung jawab kepala sekolah. Beberapa faktor bangunan yang penting untuk selalu diperiksa antar lain: atap ermasuk kerpus, saluran atau talang air, eternit, pintu dan jendela, keadaan lantai dan dinding termasuk cat, got saluran air, kamar mandi dan WC. Agar perawatan atau pemeliharaan itu intensif, maka perlu diadakan pemeriksaan bangunan secara rutin misalnya 4 bulan sekali, dan juga perlu pemeriksaan secar insidental.

f. Pemeliharaan Halaman Sekolah
Pengertian halamn sekolah dapat meliputi pagar sekolah, taman, tempat upacara sekolah, dan lapangan olah raga. Pemeliharaan halaman sekolah adalah tugas dan tanggung jawab seluruh warga sekolah (termasuk guru ) dan tukang kebun.

g. Pemeliharaan Perlengkapan Sekolah
Perlengkpan sekolah yang terdiri atas perabot, alat peraga, alat laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan lain-lain perlu pemeliharaan atau perawatan agar selalu dapat berfungsi untu membantu proses endidikan. Karena itu seluruh perlengkapan tersebut perlu diperiksa baik secara periodik maupun secara incidental agar selalu dapat diketahui keadannya.

h. Kegiatan Manajemen yang Dindingkan
Yang dimaksud kegiatan ini ialah kegiatan pencatatan/pendataan yang kemudian hasil pencatatn tersebut dipasang atau ditempel pada dinding baik dinding kelas maupun dinding kantor guru atau kantor tata usaha. Beberapa hal penting untuk didindingkan yakni: data murid untuk tahunajaran yang berlaku, susunan pengurus OSIS periode tahun tertentu, daftar pengurus kelas, daftar kelompok tugas (piket kelas), dan daftar kelompok belajar.

5. MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlenkapan yang secara langsung dipergunakan san menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Ditinjau dari fungsi atau perannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi 3 macam: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Pada garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi 5 hal yakni: penetuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakakian, penatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban.
Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang amat penting harus diselenggarakan secara efektif dan efisien. Secara garis besar dapat dikemukakan agar penggunaan perpustakaan sekolah dapat berjalan tertib, efektif dan efisien diperlukan berbagai perlengkapan tata laksana sebagai berikut: tata tertib perpustakaan, bukku induk anngota perpustakaan, buku induk bahan pustaka, almari katalok, kartu buku, kantong buku, lembar pengembalian, kartu peminjaman, label buku, blangko peringatan, dan kartu katalog.

6. MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH

Soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya bekisar pada: uang sumbanagan pembinaaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secra garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:
1) Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum ataupun khusus dan diperuntukan bagi kepentingan pendidikan;
2) Orang tua atau peserta didik;
3) Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

a. Manajemen Pembayaran SPP
SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan yakni untuk membantu penyelenggaraaan sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan kegiatan supervisi. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pembayaran SPP yaitu: kartu pembayaran SPP, buku harian penerimaan SPP, buku penerimaan SPP per kelas, bendaharawan sekolah memasukan SPP tersebut dalam buku kas, dan buku kas tabelaris. Setiap halaman buku kas ini dijumlahkan kemudian dipindahkan ke halaman berikutnya. Biasanya buku ini ditutup setahun sekali.

b. Manajemen Keuanagan yang Berasal dari Negara (Pemerintah)
Yang dimaksud keungan dari Negara ialah meliputi pembayaran gaji pegawai/guru dan belanja barang. Untu ertanggungjawaban uang tersbut diperlukan bebrapa format sebagai berikut: lager gaji (daftar permintaan gaji), dan buku catatan SPMU (surat perintah mengambil uang).

c. Manajemen Keuangan yang Berasal dari BP3
Badan Pembantu Penyenggaran Pendidikan (BP3), bertugas untuk memberikan bantuannya dalam penyenggaraan sekolah. Bantuan ini dapat berbenuk uang tetapi mungkin pula dalam bentuk lain seperti perbaikan sekolah, pembangunan local baru, dan sebgainya.

7. ORGANISASI SEKOLAH (Lembaga Pendidikan Formal)

a. Pentingnya Organisasi Sekolah
Organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolongkan-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab kepada para pelaksana. Organisasi sekolah yang baik menghendahi agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengn baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang telah ditentukan.
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukan kekuasaan yang berlebihan (otoriter), suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab.

b. Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penyusunan OrganisasiSekolah
Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan susunan organisasi seklah adalah: tingkat sekolah (SD, SLTP, SLTA, PT), jenis sekolah (umum dam kejuruan), besar kecilnya sekolah, letak dan lingkungan sekolah. Demikianlah pling sedikkit empat faktor yang perlu diperhatikan dalam penetuan susunan organisasi sekolah.

Monday, May 30, 2011

Psikologi Perkembangan (Ciri-Ciri dan Perbedaan Antara Pertumbuhan dan Perkembangan AnakUsia Dini)

BAB I
PENDAHULUAN

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia.Pada masa usia dini, semua potensi anak berkembang sangat cepat. Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.

Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena sel-sel dan jaringan di antara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa. Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.

Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimum diperlukan berbagai faktor misalnya makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh. Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di samping diperlukan bimbingan, pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat.

Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sekali, yaitu dari seorang makhluk yang terdiri hanya dari satu sel sampai terjadi seorang bayi yang setelah dilahirkan dapat hidup sendiri terpisah dari ibunya. Triwulan pertama masa embrio sangat penting, karena merupakan masa pembentukan organ dan beberapa organ telah mulai bekerja. Bila dalam masa ini pertumbuhan embrio dipengaruhi oleh obat, penyakit virus atau radiasi, maka akan terjadi perubahan pada organ yang sedang tumbuh tersebut yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan bawaan.

Dalam triwulan berikutnya janin lebih tahan, beberapa organ telah selesai pertumbuhannya. Pada masa ini terutama terjadi perkembangan fungsi dan panjang janin juga bertambah. Akhir bulan keempat panjang janin 35 cm (kira-kira 70% dari panjang badan bayi baru lahir). Selama triwulan terakhir, berat badan bertambah dengan cepat sekali dan terutama terdapat penambahan jaringan lemak di bawah kulit. Bayi lahir dengan berat rata-rata 3000 gram dan panjang badan 48 cm di Indonesia, sedangkan di negara maju berat badan rata-rata bayi baru lahir adalah 3300 gram dan panjang 50 cm.

Pada bayi baru lahir besar kepala merupakan 1/4 panjang badan, sedangkan anggota gerak kira-kira 1/4 panjang badan. Besar kepala orang dewasa hanya 1/8 panjang badannya dan anggota geraknya 1/2 panjang badannya. Pada umur 2 tahun, umbilicus merupakan pusat badan, sedangkan pada orang dewasa pusat badan adalah simfisis. Berat fetus 90% terdiri dari air, sedangkan pada bayi baru lahir 70-80% dan pada orang dewasa 50%. Setelah bayi lahir, berat badan akan menurun karena kurangnya minum, kehilangan cairan tubuh melalui kencing, pernafasan kulit dan mekonium. Penurunan fisiologis ini dapat mencapai 10% dari berat badan waktu lahir. Sesudah 10-14 hari berat badan waktu lahir dapat dicapai kembali. Ciri khas dari anak ialah ia selalu berubah baik secara jasmaniah maupun secara fungsionil.

Untuk itulah makalah ini kami susun untuk membantu memahami psikologi perkembangan yang terjadi pada anak usia dini. Makaah ini perlu dibaca oleh para mahasiswa maupun para dosen, agar dapat mengerti cirri-ciri, tugas dan perbedaan persamaan perkembangan dan pertumbuhan anak.


BAB II
PEMBAHASAN

1. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :
a. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ – organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi)
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi kerealitas)
c. Lenyapnya tanda – tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak – anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku impulsif).
d. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis)

2. CIRI DAN PRINSIP TUMBUH KEMBANGANAK

a. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai
berikut:
1). Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2). Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3). Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4). Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5). Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a). Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b). Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6). Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

b. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2). Pola perkembangan dapat diramalkan.
 Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.


3. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI , BEDASARKAN ASPEK-ASPEKNYA

a. Perkembangan Moral
1). Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
2). Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
3). Menghargai memberi dan menerima
4). Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya

b. Perkembangan Fisik
1). Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
2). Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik
3). Energik dan aktif
4). Membedakan perabaan
5). Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
6). Tertarik pada makanan

c. Perkembangan Bahasa
1). Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata
2). Mengetahui dan meniru suara-suara
3). Mengerti terhadap kalimat perintah
4). Mengajukan pertanyaan
5). Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
6). Memecahkan masalah dengan berdialog

d. Perkembangan Kognitif
1). Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
2). Mengemlompokkan bentuk
3). Membedakan rasa
4). Membedakan bau
5). Membedakan warna
6). Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
7). Rasa inign tahu yang tinggi
8). Imajinatif

e. Perkembangan Sosial dan Emosi
1). Mengenal aturan
2). Orientasi bermain
3). Egosentris
4). Belajar tentang kerja sama dan berbagi
5). Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training)
6). Selalu ingin mencoba sendiri
7). Menunjukkan ekspresi emosi
8). Responsif terhadap dorongan dan pujian
9). Mengembangkan konsep diri
10) Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian

f. Perkembangan Seni
1). Mendengarkan musik
2). Mengikuti irama
3). Bernyanyi
4). Mencipatakan irama
5). Menggambar.


4. CIRI-CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang lain.

a. Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.

2). Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

3). Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.

4). Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

b. Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.

2). Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.

3). Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.

4). Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.

5). Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).

5. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

a. Robert J.Havighurs

Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam keidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberikan jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.


1). Tugas Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak

a). Belajar berjalan.
b). Belajar makan makanan padat.
c). Belajar mengendalikan gerakan badan.
d). Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
e). Memperoleh stabilitas fisiologi.
f). Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik.
g).Belajar menggabungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik, dan orang lain.
h). Belajar membedakan yang benar dan salah.


2). Tugas Perkembangan Pada Masa Anak

a).Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu.
b).Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.
c).Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
d).Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
e).Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f).Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan.
g).Membentuk kata hati moralitas dan nilai-nilai.
h).Memperoleh kebebasan diri.
i).Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompokelompok dan lembaga sosial.

b. Tugas Perkembangan Menurut Collins

Menurut Collins, Tugas Perkembangan Pada Masa Anak:

1). Aspek Fisik, meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu meningkatkan kemampuan beberapa aktivitas dan tugas fisik.
2). Aspek Kognisi, pada taraf operasional konkret, berfokus pada kejadian saat ini, menambah pengetahuan dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu ( self efficacy).
3). Aspek Sosial, a). mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman, dan lingkungan; b). mempertahankan harga diri yang sudah dicapai; c). mampu mengkompromikan antara tuntutan konformitas; dan d). mencapai identitas diri yang memadai dan adekuat.

6. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENYELESAIAN TUGAS PERKEMBANGAN

a. Faktor Pendukung Penyelesaian Tugas Perkembangan
Faktor-faktor yang mendukung penyelesaian tugas perkembangan ialah :
1). Tingkat perkembangan yang normal,
2). Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan tersebut dengan arahan dan bimbingan yang tepat.
3). Motivasi yang tinggi,
4). Kesehatan fisik yang baik dan tidak memiliki ketunaan secara fisik,
5). Tingkat kecerdasan yang memadai,
6). Kreativitas.


b. Faktor Penghambat Penyelesaian Tugas Perkembangan
Faktor-faktor yang menghambat penyelesaian tugas perkembangan ialah :
1). Tingkat perkembangan yang mundur,
2). Tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk belajar dan tidak mendapat bimbingan dan arahan yang tepat,
3). Tidak ada motivasi,
4). Kesehatan yang buruk,
5). Cacat Tubuh,
6). Tingkat kecerdasan yang rendah.




7. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Perkembangan (Development) adalah rangkaian perubahan sepanjang rentang kehidupan manusia, yang bersifat progresif, teratur, berkesinambungan dan akumulatif, yang menyangkut segi kuantitatif dan kualitatif, sebagai hasil interaksi antara maturasi dan proses belajar. Sedangkan Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.
Maka Dapat kita simpulkan bahwa perbedaan antara perkembangan (Development) dengan pertumbuhan (Growth) terletak pada sifat yang berlangsung pada kedua proses tersebut, dalam hal ini pertumbuhan bersifat kuantitatif sedangkan perkembangan merupakan proses yang lebih kompleks meliputi kualitatif dan kuantitatif. Serta dapat kita tarik kesimpulan bahwa pertumbuhan merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan, karena proses pertumbuhan individu mengikuti proses perkembangan yang bersifat kualitatif.

Kematangan (Maturation)
Kematangan seseorang merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan individu, perkembangan akan senantiasa diikuti oleh kematangan secara bertahap dan menjadi kompleksitas dalam proses kematangan itu sendiri. Hal ini bertahap, diukur oleh fase usia serta proses perkembangannya, sehingga seorang individu akan memperoleh kematangan sesuai dengan periode usia yang telah dicapainya. Tahap dalam perkembangan di ikuti oleh kematangan, sehingga kematangan seorang individu diukur dari tahap mana ia telah berkembang. Kematangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan, proses belajar, serta proses perkembangan individu tersebut.
Kematangan seorang individu meliputi kematangan fisik atau biologis serta kematangan psikis atau psikologis. Kematangan fisik atau biologis seseorang merupakan proses yang berlangsung secara alami dan berkesinambungan, proses kematangan ini berkaitan erat dengan proses pertumbuhan seperti pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan tulang – tulang, pertumbuhan organ – organ seksual, tumbuhnya rambut di bagian bagian tertentu, dan pertumbuhan fisik lainnya. Sedangkan kematangan psikis meliputi kematangan cara berpikir, bergaul, kritis, berperasaan, ketertarikan pada lawan jenis, dan kematangan psikis lainnya.

Belajar (Learning)

Belajar merupakan proses pencarian informasi dan ilmu pengetahuan serta proses pemahaman sesuatu yang bersifat kompleks meliputi bidang pengetahuan, bersosial, serta penghayatan arti kehidupan. Proses ini sebagai pengisi dan penunjang kelangsungan hidup bergaul, bermasyarakat, dan penunjang proses berjalannya kehidupan. Proses belajar ini berjalan dari masa pre natal hingga dewasa, proses ini merupakan proses tanpa batas karena sepanjang hidup seorang individu akan senantiasa mengalami proses ini, karena penyerapan informasi ini terus berlanjut sampai seseorang itu mati. Proses belajar ini adalah salah satu dari tugas – tugas dari perkembangan seorang individu, proses belajar ini bertahap pada tiap – tiap fase perkembangan, dan merupakan tugas perkembangan (Development task). Proses ini merupakan proses yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang individu, jika proses ini berjalan dengan baik maka pembentukan karakter serta perilaku seorang individu tersebut akan baik juga, dan proses belajar ini berpengaruh terhadap kamatangan seorang individu (Maturation).


BAB III


KESIMPULAN

Setiap manusia, baik pada masa kanak-kanak, pada masa remaja bahkan pada masa dewasa, memiliki tingkatan pertumbuhan yang akan terjadi dalam menuju kedewasaannya. Dan pertumbuhan itu akan terjadi secara bertahap dan berangsur-angsur. Selain itu pula didalam proses pertumbuhan yang terjadi, perlu diperhatikan beberapa hal baik cirri-ciri pertumbuhan serta tugas masing-masing dalam tahap pertumbuhan anak. Untuk itu setiap manusia perlu memperhatikan pertumbuhan anak secara mendetail agar dalam proses pertumbuhannya, tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kekerasan pada anak, yang akan mengakibatkan depresi pada anak, serta gaguan pada sistem syaraf anak.